Akademi
Angkatan Udara (AAU)
adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara
di Yogyakarta, Indonesia. Akademi Angkatan Udara mencetak
Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara berada di
dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang
Gubernur Akademi Angkatan Udara.
Sistem Pendidikan
Sistem Pendidikan di Akademi
Angkatan Udara menganut sistem Tri Tunggal Terpadu. Artinya sistem pendidikan
yang dilaksanakan meliputi kegiatan pengajaran, jasmani militer dan latihan
serta pengasuhan secara terpadu dengan satu tujuan yaitu menghasilkan perwira
berpangkat letnan dua yang mempunyai sifat "Tri Sakti Wiratama"
dengan jabaran sebagai berikut :
Pengajaran
Kegiatan pengajaran dan latihan
diupayakan dalam bentuk kuliah atau praktikum/ praktik dengan menerapkan sistem
kredit semester diwujudkan dalam paket yang sama untuk semua Karbol/ Perwira
Siswa.
Beban studi
bagi Karbol dan Perwira Siswa selama
mengikuti pendidikan di AAU adalah 6 (enam) semester sebanyak 120 SKS untuk
setiap jurusan.
Jasmil dan Latihan
Dalam kegiatan jasmani kemiliteran
(jasmil) dan latihan diupayakan dalam bentuk aplikasi di lapangan dengan
menerapkan sistem kredit semester dan kopel (kelompok pelatihan), dengan
jabaran sebagai berikut :
Jasmil menerapkan sistem kredit
semester dan kopel.
Kegiatan
jasmani kemiliteran ditujukan untuk mengembangkan, memelihara dan mananamkan
kesadaran melatih jasmani, menanamkan kedisiplinan, tata tertib sebagai dasar
dalam mengatur sikap lahir dan batin guna mencapai jasmani yang serasi dalam
mendukung tugas sesuai profesi yang harus dimiliki secara perorangan maupun
organisasi dalam kehidupan Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI Angkatan
Udara.
Latihan menerapkan sistem kredit
semester.
Kegiatan
latihan ditujukan untuk pemantapan penguasaan pengetahuan yang diperoleh dalam
proses pendidikan dengan titik berat pada aspek keterampilan di lapangan yang
meliputi latihan jasmil dan latihan kematraan serta latihan integrasi taruna
dewasa.
Pengasuhan
Sistem
pengasuhan Karbol di Akademi Angkatan Udara adalah "Tri Tunggal
Pusat" artinya sistem pengasuhan yang dilaksanakan di AAU mengacu pada
tiga sumber pengaruh sentral yang berlangsung secara simultan dan saling
memengaruhi dalam proses pertumbuhan individu, yaitu kesatrian, keluarga dan
masyarakat.
Tujuan
Kegiatan
pengasuhan bertujuan untuk membentuk, menumbuhkan kembangkan dan memantapkan
kepribadian karbol agar tercipta kepribadian prajurit pejuang profesional yang
mandiri dan memiliki dan memiliki kode kehormatan sebagai pemimpin TNI/Nasional
pada masa depan.
Prinsip
Prinsip yang digunakan dalam pengasuhan adalah silih asih, silih asah
dan silih asuh dengan pendekatan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso
dan tut wuri handayani.
Sejarah
Pada tanggal
1 Agustus 1921 Pemerintah Hindia Belanda membuka sekolah penerbangan pertama di Indonesia yakni
Sekolah Penerbangan Kalijati di
Kalijati,
Subang,
Jawa Barat. Pada 1939 Sekolah Penerbang digabung dengan Sekolah Pengintai di Lapangan Andir
Bandung. Tanggal
1 Januari 1940, Sekolah Penerbang menjadi
Penerbangan Militer (
Militaire Luchvaart). Salah satu instruktur sekolah ini adalah
Letnan R. Suryadi Suryadarma, penerbang lulusan
Militaire Academy di
Breda,
Belanda
(Belakangan, setelah kemerdekaan Indonesia, Suryadarma dinyatakan
sebagai Bapak AURI dan sekaligus namanya diabadikan sebagai nama
pangkalan udara Kalijati). Pada tahun
1950, Pangkalan Udara Andir membuka
Sekolah Penerbang Lanjutan (SPL).
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga
Pendidikan Perwira TNI AU di Maguwo, Yogyakarta, pada tahun kemerdekaan
RI. Akhir Desember 1945, Komodor Udara Suryadi Suryadarma merencanakan
pembentukan personel AU, yang kemudian diserahkan kepada Agustinus
Adisutjipto. Inilah embrio Akademi Angkatan Udara (AAU). Sat itu masih
menggunakan pesawat latih jenis cureng buatan 1933. Sejak 1966 nama AAU
diubah menjadi AKABRI Udara, dengan masa pendidikan 4-5 tahun. Pada masa
itu, sistem rekrutmen perwira militer sukarela melalui satu jalur
komando, (Mako AKABRI), dipimpin oleh Danjen AKABRI. Belakangan, masa
tempuh pendidikan di AKABRI dikembalikan ke 3 tahun dari sebelumnya 4
tahun. Namanya juga kembali ke Akademi Angkatan Udara (AAU). AAU
merupakan lembaga/penyelenggara pendidikan militer sukarela setingkat
akademi yang menghasilkan perwira-perwira karier TNI AU berpangkat
Letnan Dua. Perwira lulusan AAU diproyeksikan mampu mengemban tugas
sebagai Prajurit TNI AU dan terus mengembangkan kemampuannya sejalan
dengan perkembangan teknologi.
Sekolah Penerbangan Kalijati
Pada tanggal 1 Agustus 1921 mulai dibuka sekolah penerbangan pertama
di Indonesia yang bertempat di Kalijati Subang, Jawa Barat. Selanjutnya
pada tanggal 1 Januari 1940 diubah namanya menjadi penerbangan militer
(militaire luchvaart). Syarat untuk menjadi penerbang yaitu harus
lulusan militaire Academy Breda (Belanda), karena letnan Suryadi
Suryadarma adalah seorang lulusan akademi militer Breda, maka diterima
menjadi penerbang pengintai dan setelah lulus ditugaskan menjadi
instruktur di sekolah penerbang Kalijati. Dan akhirnya sekarang bapak R.
Suryadi Suryadarma dinyatakan sebagai Bapak Auri dan namanya dijadikan
sebagai nama pangkalan udara Kalijati pada tahun 2001.
Sekolah Penerbangan Andir Bandung
Pada tahun 1939 Sekolah Penerbang digabungkan dengan Sekolah
Pengintai di Lapangan Andir Bandung. Dari sekolah penerbang tersebut
direkruit sebanyak 10 orang siswa, dimana 5 orang berhasil mencapai
taraf KMB (Kleine Militaire Brevet) yaitu antara lain Husein
Sastranegara, Sulistio dan H. Sujono, 2 orang mencapai GMB (Groote
militaire Brevet) yaitu Adi sutjipto dan SambudjoHurip dan 3 orang lagi
grounded. Selanjutnya setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada
Pemerintah RI, maka PAU Andir membuka sekolah penerbang lanjutan (SPL)
pada tahun 1950 dan hanya menghasilkan 3 angkatan, untuk angkatan
pertama tahun 1950 sejumlah 10 penerbang militer dan 11 penerbang sipil,
di antara penerbang militer tersebut Bapak Rusmin Nurjadin, angkatan
kedua lulus tahun 1952 sejumlah 16 penerbang antara lain Bapak Ashadi
tjahjadi, Sompil Basuki dan Suwoto Sukendar. Sedangkan angkatan ketiga
sebanyak 8 orang antara lain Nurtanio dan Supadio.
Sekolah Penerbangan di Maguwo Yogyakarta
Sejarah Akademi Angkatan Udara dimulai sejak didirikannya Lembaga
Pendidikan Pertama Perwira TNI AU di Maguwo Yogyakarta pada zaman perang
kemerdekaan RI pada Tahun 1945. Akhir bulan Desember 1945, Komodor
udara Suryadi Suryadarma merencanakan tugas pembentukkan personel
Angkatan Udara. Tugas ini kemudian diserahkan kepada Agustinus
Adisutjipto. Inilah Lembaga Pendidikan Angkatan Udara pertama yang
merupakan embrio Akademi Angkatan Udara dengan menggunakan pesawat latih
jenis cureng buatan tahun 1933.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akademi_Angkatan_Udara